Oleh : Adli Dzil Ikram Pelupessy
Pendidikan Mahal,Rakyat Sengsara.
Pendidikan Indonesia (Kapitalistik) :
Sekolah memang harus mahal, itulah stigma yang tertanam di benak sebagian orang, dari orang awam dan bahkan sampai beberapa pejabat depdiknas. benarkah demikian??? Itu adalah omongan sesat, mereka yang bicara ngelantur begitu sudah pasti tidak pernah lihat kondisi luar. Malaysia, Jerman, bahkan Kuba sekalipun bisa membuat pendidikannya sangat murah dan dapat diaksese oleh sebagian besar lapisan masyarakatnya.
Pendidikan yang kapitalistik sekarang ini, yang bertujuan bisnislah yang membuat biaya-biaya membengkak. Pendidikan diserahkan sebagian kontolnya kepada swasta karena pemerintah yang kurang becus. Ada baiknya swasta ikut mengatur pendidikan sehingga masyarakat pun bisa berperan dalam lembaga pendidikan, tapi walau bagaimanapun ini bukan berarti bahwa pemerintah lepas tangan begitu saja. Ya, kan??? Pendidikan instan ala swasta yang mementingkan bisnis kjadi masalah besar buat dunia pendidikan. kadang terbaca di iklan-iklan, lembaga pendidikan yang menawarkan lulus cepat+absen tidak dihitung+dapat ijazah+dll. Sepertinya, yang penting bagi pendidikan hanyalah dapat ijazah buat kerja saja. Padahal pendidikan ditujukan untuk membangun moral individu dan tingkat pengetahuannya.
Lalu bagaimana caranya agar pendidikan bisa murah bahkan gratis ??
Tunggu dulu jawabannya yahh.. :) ada di bawah kok.. yuk Lanjutkan... -___-
KUBA adalah negara sosialis yang sangat luar biasa perkembangannya,KUBA maju begitu pesat khususnya di bidang pendidikan dan kesehatan, Pemimpinnya adalah Fidel Castro, pemimpin yang sangat luar biasa, salut dahh.. dia tidak pernah takut kepada siapapun dan negara manapun, Keberaniannyalah yang membuat kuba maju sangat pesat, lebih dari 40 tahun masa pimpinannya hampir tidak ada perlawanan karena kekecewaan dari rakyat.
Walau hidup dengan kemiskinan akibat embargo ekonomi Amerika, Kuba masih sanggup menggratiskan seluruh biaya pendidikan rakyatnya, mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga pendidikan doktor (S3).
Sebelum Castro memimpin Kuba (1959), angka buta huruf mencapai 30% dan sejak 1961 Kuba bebas dari buta huruf. Demi memajukan dunia pendidikan, Kuba juga membenahi proporsi jumlah tenaga gurunya hingga mencapai tingkat ideal. Di sekolah dasar setiap dua puluh orang murid dilayani oleh seorang guru. Sedangkan di sekolah menengah, satu orang guru mengajar lima belas orang siswa. Dengan demikian, hubungan guru murid dipastikan berlangsung efektif.
Menjadi seorang guru haruslah berasal dari lulusan universitas. Guru juga harus selalu mendapat pelatihan yang berkualitas secara intens. Bersama orang tua dan pegawai administrasi sekolah, mereka menyelesaikan setiap masalah pendidikan.
Sejak tahun 2000, pemerintha Kuba menggelar program yang dinamakan University for all. Program ini memberi kesempatan bagi seluruh rakyat Kuba laki-laki perempuan, menikah ataupun belum, untuk menempuh pendidikan hingga universitas. Tujuannya untuk menjadikan Kuba sebagai negara nation be come university.
Sala satu program ini adalah pendidikan melalui televisi. Bayangkan saja, siaran pendidikan melalui televisi ini diberikan oleh para profesor. Pemerintah memberikan waktu tayang sebanyak 394 jam siar untuk program pendidikan setiap minggunya. Ini berarti senilai 36 persen dari total waktu siaran televisi.
Dengan kondisi semacam itu tidak mengherankan Kuba berada di posisi ke-52 dalam peringkat indeks pembangunan manusia (HDI) di dunia. Seperti diketahui ada tiga indikator HDI, yaitu kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. Bandingkan dengan Indonesia yang berada di peringkat 111.
Bagaimana dengan pendidikan di Indonesia? Komitmen saja tidak cukup. Konsisteni melaksanakan hak warga negara mendapatkan pendidikan dan kewajiban negara menyediakan pendidikan gratis harus diwujudkan!!!!
kenapa pendidikan harus gratis ya karna pendidikan syarat untuk rakyat dapat bersaing untuk mengelola alat produksi dan sebagai tangga menuju kesejahtraan, maka dari itu pendidikan harus geratis supaya kesejahteraan nya dapat di rasakan merata bagi seluruh rakyat Indonesia dan pemrintah harus menyediakan lapangan kerja agar berkurang nya angka penganggura, rakyat yang lulusan sarjana sebab walaupun pendidikan geratis dan berkualitas tanpa pemerintah tidak menyediakan lapangan kerja yang cukup akan sia" tetap aja akan bertambah pengganguran di negara ini..
Dewasa ini mahasiswa merupakan bagian dari fondasi bangsa, namun dalam beberapa kurun waktu terakhir, mahasiswa bisa dibilang terjebak di dalam rana sistem pendidikan yang bersifat kapitalistik. dimana dalam sistem pendidikan tersebut mahasiswa kelas menengah keatas dijadikan obyek deposito yang telah dipersiapkan untuk menjadi calon-calon penindas yang baru (kaum kapitalis baru). sementara di sisi lain hasil survey dari salah satu lembaga survey di indonesia menyatakan hampir 200,000 dari seluruh universitas yang ada di indonesia yang lulus tiap tahunnya menjadi pengangguran, dan kalaupun ada yang bekerja, mahasiswa tersebut hanya menjadi pekerja-pekerja yang murah,hal ini juga tidak lari dari,agar dapat menunjang kelangsungan mekanisme produksi yang memiliki perspektif kaum kapitalis.
Badai privatisasi pendidikan dan kebijakan neolib lainnya hanya bisa dilawan oleh kekuatan massa rakyat yang bersatu, sadar akan akar persoalan sebenarnya, dan tidak terjebak dalam jalan keluar yang reformis.
Oleh karena itu kami dari : SAMAN (solidaritas mahasiswa nusantara) mengajak kawan-kawan untuk bergabung bersama kami dan gerakan rakyat lain nya agar terwujud cita” yang mulia untuk kemenangan rakyat, dan pembebasan nasional..!